Gandeng SIKIA UNAIR, FAO Adakan Survey Tingkatkan Kualitas Hidup Pelaku Perikanan Kecil di Banyuwangi

    Gandeng SIKIA UNAIR, FAO Adakan Survey Tingkatkan Kualitas Hidup Pelaku Perikanan Kecil di Banyuwangi
    Sesi pelatihan oleh Leila S. Africa. (Foto: Ivan Syahrial)

    BANYUWANGI – Food and Agriculture Organization (FAO) of The United Nation pada Rabu (20/07/2022) lalu membuka serangkaian pelatihan enumerasi bersama Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) UNAIR. Pelatihan ini diagendakan selama empat hari hingga Sabtu (23/07) depan. Acara ini dilakukan untuk mempersiapkan para enumerator yang terdiri dari mahasiswa dan alumni Program Studi Akuakultur SIKIA UNAIR sebelum melakukan survey ke lapangan.

    Prof Leila S. Africa, International Consultant FAO yang hadir dalam acara mengungkapkan bahwa survey ini merupakan sub-program pemberdayaan perempuan untuk pelaku perikanan skala kecil. Leyla menyampaikan, pada awalnya, program yang dibawahi oleh Departemen Perikanan dan Akuakultur (NFI) FAO tersebut hanya menyasar lima negara. Yakni Ghana, Malawi, Tanzania, Sierra Leone, dan Uganda.

    “Dan pada sub-program ini kita tambahkan lagi 4 negara dengan Indonesia sebagai Kick Off nya, ” ujar Leila.

    Profesor asal University of The Philippines tersebut menerangkan bahwa, hasil dari survey ini nantinya akan digunakan sebagai dasar pengkajian untuk perumusan program guna mengentaskan para pelaku perikanan kecil dari jurang kemiskinan. Ia mengungkapkan, hampir di seluruh dunia, nelayan yang menyediakan ikan sebagai pemenuhan pangan justru banyak yang tidak mendapatkan kehidupan layak, termasuk dalam hal nutrisi.

    “Ini kan ironis, mereka yang menyediakan kita ikan sebagai makanan bergizi tinggi, tapi mereka kelaparan dan tidak terpenuhi kebutuhan gizinya, ” lanjut Leila.

    Leila menambahkan, pemilihan Banyuwangi sebagai tempat survey tak lepas dari potensi perikanan yang ada di Banyuwangi. “Saya berharap, adanya kolaborasi dengan SIKIA UNAIR survey bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan mendapatkan data sebagaimana yang kita perlukan untuk kita tindak lanjuti bersama, ” tandasnya.

    Sementara itu, Darmawan Setia Budi selaku koordinator program studi mengharapkan 11 mahasiswa yang tergabung dalam tim enumerator bisa memanfaatkan kesempatan dengan maksimal. Ia mengungkapkan, bekerja profesional bersama dengan organisasi dunia merupakan kesempatan yang sangat langka dan harus dimanfaatkan untuk meningkatkan global exposure mahasiswa.

    “Saya harap kalian bisa secara bijak memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kapasitas kalian, karena bukan tidak mungkin ke depan kita juga akan digandeng sebagai mitra dan ini adalah sebuah peluang bagi kalian yang mungkin tertarik untuk bisa bergabung dengan FAO, ” tuturnya.

    Survey ini akan menyasar 300 responden yang merupakan pelaku perikanan tangkap kecil di lima kecamatan di Banyuwangi. Selain survey, akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dan interview dengan pihak terkait untuk mendapatkan data kualitatif. (*)

    Penulis : Ivan Syahrial Abidin

    Editor : Binti Q. Masruroh

    banyuwangi
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    ITS Inovasikan Nanopartikel Tembaga Jadi...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Kampung Tematik Produktif, Langkah Menuju Kemandirian Ekonomi Nasional
    Hendri Kampai: Ojek Online Milik Negara, Bayar Aplikasi Pakai Pajak Penghasilan!
    Hendri Kampai: Penjara, Sekolah Kehidupan bagi Si Tukang Nyasar
    Hendri Kampai: Menteri Pertanian Bukan Sekedar Jabatan, Tapi Tantangan Untuk Menyejahterakan Petani
    Menguak Alasan Kuat RM Margono Djojohadikoesoemo Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

    Ikuti Kami